Bekal Ilmu Sebelum Beramal di Bulan Puasa Ramadhan



Persiapan Bekal Ilmu Sebelum Beramal di Ramadhan - Ramadhan merupakan bulan penuh barokah dan kemuliaan. (baca: hikmah dan keutamaan bulan Ramadhan) Melaksanakan puasa di dalamnya adalah sebuah kewajiban dan sekaligus keutamaan. Oleh karena itu, untuk menyambutnya tidak boleh sembarangan amal. Harus menyiapkan bekal ilmu sebelum beramal. Bekal yang utama dan harus dimatangkan adalah ilmu.

Simak perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah ini :
"Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun akan mendapatkan kesulitan dan sulit untuk selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan."

Persiapan Bekal Ilmu Sebelum Beramal di Bulan Suci Ramadhan
sambut ramadhan dengan ilmu, amal, dakwah, dan sabar
Guru dari Ibnul Qayyim yaitu Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata,
"Siapa yang terpisah dari penuntun jalannya, maka tentu ia akan tersesat. Tidak ada penuntun yang terbaik bagi kita selain dengan mengikuti ajaran Rasul -shallallahu 'alaihi wa sallam-."

Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan,
"Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar."( Lihat Miftah Daris Sa'adah, 1: 299-300).

'Umar bin 'Abdul 'Aziz juga pernah berkata,
"Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh."( Majmu' Al Fatawa, 2: 282).

Selain itu, penting diingat amalan yang bisa diterima hanyalah dari orang yang bertakwa. Sifat takwa hanya bisa diraih dengan belajar agama. Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Maidah: 27). 
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Tafsiran yang paling bagus mengenai ayat ini bahwasanya amalan yang diterima hanyalah dari orang yang bertakwa. Yang disebut bertakwa adalah bila beramal karena mengharap wajah Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tentu saja ini hanya didasari dengan ilmu."( Miftah Daris Sa'adah, 1: 299).

Ulama hadits terkemuka, yakni Imam Bukhari membuat bab dalam kitab shahihnya "Al 'Ilmu Qoblal Qouli Wal 'Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)". Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah Ta'ala,
"Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu" (QS. Muhammad: 19).

Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berdalil dengan surat Muhammad ayat 19 untuk menunjukkan keutamaan ilmu. Hal ini sebagaimana dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah ketika menjelaskan biografi Sufyan dari jalur Ar Robi’ bin Nafi’, bahwa Sufyan membaca ayat (yang artinya), “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”, lalu beliau mengatakan,
 “Tidakkah engkau mendengar bahwa Allah memulai ayat ini dengan mengatakan ‘ilmuilah’, kemudian Allah memerintahkan untuk beramal?”( Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 1: 160). 

Ibnul Munir rahimahullah menjelaskan maksud Imam Bukhari di atas,
 “Yang dimaksudkan oleh Imam Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan. Ingatlah bahwa ilmu itu pelurus niat dan yang akan memperbaiki amalan.” (idem)

Mu'adz bin Jabal berkata,
"Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang ilmu.”( Majmu' Al Fatawa, 28: 136.)
Ibnu Taimiyah berkata, "Niat dan amalan jika tidak didasari dengan ilmu, maka yang ada hanyalah kebodohan dan kesesatan, serta memperturut hawa nafsu. Itulah beda antara orang Jahiliyah dan seorang muslim."( idem)

Lantas, mengapa kita harus menyiapkan bekal ilmu dan belajar sebelum beramal ?

Hal ini dikarenakan menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim."(1)

Persiapan ilmu dan amalan wajib dan sunnah puasa
Ilmu apa saja yang mesti disiapkan sebelum Ramadhan menghampiri kita?
Yang utama adalah ilmu yang bisa membuat puasa kita sah dan diterima oleh Allah. Bila kita tidak paham bisa jadi ada kewajiban yang kita tinggalkan atau larangan yang kita terjang. Tetapi, bila dilengkapi ilmu, membuat puasa kita semakin sempurna. Juga bisa ditambahkan dengan ilmu mengenai amalan-amalan utama lainnya di bulan Ramadhan, ilmu tentang zakat terutama zakat fitrag, juga mengenai aktifitas sebagian kaum muslimin menjelang dan saat Idul Fithri, dan lain-lain.
(1) HR. Ibnu Majah no. 224, dari Anas bin Malik. Hadits ini hasan karena berbagai penguatnya. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat di antaranya Anas bin Malik, 'Abdullah bin Mas'ud, Abu Sa'id Al Khudri, Ibnu 'Abbas, Ibnu 'Umar, 'Ali bin Abi Tholib, dan Jabir. Lihat catatan kaki Jaami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi, 1: 69.

0 Response to "Bekal Ilmu Sebelum Beramal di Bulan Puasa Ramadhan"

Post a Comment

Silahkan Komentar!

histats